Selasa, 21 Maret 2017

Tiga Hal Yang Menjadi Momok Mahasiswa



 deviantart.net

Di era yang makin berkembang saat ini, menempuh pendidikan di perguruan tinggi sudah menjadi hal yang lumrah. Begitu banyak perjuangan yang harus dilalui jika ingin masuk di perguruan tinggi favorit, seperti kata pepatah “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang- senang kemudian”, namun tidak berhenti sampai disitu. Seorang mahasiswa juga harus mengorbankan seluruh jiwa dan raga demi meraih gelar sarjana, menyisihkan waktu untuk kuliah, keluarga, sahabat, maupun kekasih, dan semuanya harus berjalan beriringan. Mungkin tidak banyak yang mengenalku, namun disini aku akan membagi sedikit ceritaku menempuh kuliah di kampus tercinta Institut Bisnis danInformatika Stikom Surabaya.


  • Suka Duka Melewati Masa Orientasi  Kehidupan dan Kampus

Mungkin di saat inilah momen yang paling menegangkan, pukul 6 pagi kita sudah harus siap di kampus, mendengarkan sebuah lagu yang membuat sedikit tertekan dengan lirik yang mengusik hati kecilku hehehe Siapa suruh masuk ke stikom? Siapa suruh masuk ke stikom? begitulah lirik yang kuhapal sampai saat ini. Namun disaat inilah kita diajarkan banyak hal, seperti budaya SATE TOMIS misalnya. Kita diajarkan untuk mengucap Salam, Terima kasih, Tolong, dan Pemisi. Budaya tersebut tidak hanya diterapkan kepada dosen maupun orang yang memiliki gelar tinggi, bahkan kepada bapak security maupun bapak  petugas umum, yang mungkin ditempat lain hanya dianggap remeh. Di Stikom Surabaya kita menganggap semua adalah keluarga.

  •  Jam Kuliah Tak Mengenal Waktu

Yang kedua adalah jam kuliah yang super duper padat, ditambah lagi jika ada status dosen ijin tertera di SICYCA (System Informasi Cyber Campus). Percayalah dosen ijin hanyalah kuliah yang tertunda, karena setelahnya akan datang kuliah pengganti tak mengenal waktu hehehe. Tidak puas sampai disitu, kita harus menjalankan budaya 0 menit, dan akan ada konsekuansi yang harus diterima mahasiswa jika sampai melanggarnya. Seperti terkunci di luar ruangan, tidak mendapat jatah presensi, dan yang paling ekstrim adalah telent show. Namun kalian juga harus percaya, semua itu dilakukan agar kalian bisa lebih disiplin. Bisa dibayangkan bukan, jika tidak disiplin waktu kuliah saja kalian bisa tidak mendapat jatah presensi, saat di dunia kerja bisa saja surat PHK yang akan melayang didepan kalian, uppss.

  •  Lika Liku Dosen

Bukan hal yang aneh jika setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda, ya begitulah. Seperti halnya dosen yang juga seorang manusia biasa, beberapa dosen memiliki karakter yang berbeda. Misalnya saja, dosen berkarismatik yang selalu memberi quotes tentang kehidupan untuk mahasiswa yang kehilangan semangat kuliah, dosen killer yang sarat akan ketegasan dan kedisiplinannya, adapula dosen fantastic yang super duper unik. Dan sekali lagi kalian harus memihakku, karena ada udang dibalik batu, setiap dosen memiliki cara mereka sendiri untuk membuat setiap mahasiswa lulus dengan nilai terbaik, dan bisa meraih kesuksesan kedepannya.

Mungkin perjuanganku belum selesai dan masih banyak jalanan terjal yang harus dilalui, namun aku percaya akan satu hal. Selama kita mau berusaha apapun rintangan yang ada didepan mata, pasti bisa kita lalui. Ditambah lagi Stikom Surabaya menurutku adalah sebuah Institut yang berkualitas, dan akan menjadi kampus yang unggul dan terkenal, apapun kebutuhan mahasiswa telah dipenuhi dengan cukup baik. Jadi, menjadi mahasiswa yang mampu bersaing di dunia pendidikan maupun dunia kerja bukan lagi menjadi hal yang mustahil, karena yang paling penting adalah tetap semangat.