deviantart.net
Di era yang makin berkembang saat
ini, menempuh pendidikan di perguruan tinggi sudah menjadi hal yang lumrah. Begitu
banyak perjuangan yang harus dilalui jika ingin masuk di perguruan tinggi favorit,
seperti kata pepatah “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian,
bersakit-sakit dahulu, bersenang- senang kemudian”, namun tidak berhenti sampai
disitu. Seorang mahasiswa juga harus mengorbankan seluruh jiwa dan raga demi
meraih gelar sarjana, menyisihkan waktu untuk kuliah, keluarga, sahabat, maupun
kekasih, dan semuanya harus berjalan beriringan. Mungkin tidak banyak yang
mengenalku, namun disini aku akan membagi sedikit ceritaku menempuh kuliah di
kampus tercinta Institut Bisnis danInformatika Stikom Surabaya.
- Suka Duka Melewati Masa Orientasi Kehidupan dan Kampus
Mungkin di saat
inilah momen yang paling menegangkan, pukul 6 pagi kita sudah harus siap di kampus,
mendengarkan sebuah lagu yang membuat sedikit tertekan dengan lirik yang mengusik hati kecilku hehehe “Siapa
suruh masuk ke stikom? Siapa suruh masuk ke stikom?” begitulah lirik yang
kuhapal sampai saat ini. Namun disaat inilah kita diajarkan banyak hal, seperti
budaya SATE TOMIS misalnya. Kita
diajarkan untuk mengucap Salam, Terima kasih, Tolong, dan Pemisi. Budaya
tersebut tidak hanya diterapkan kepada dosen maupun orang yang memiliki gelar
tinggi, bahkan kepada bapak security maupun bapak petugas umum, yang
mungkin ditempat lain hanya dianggap remeh. Di Stikom Surabaya kita menganggap semua adalah keluarga.
- Jam Kuliah Tak Mengenal Waktu
Yang kedua
adalah jam kuliah yang super duper padat, ditambah lagi jika ada status dosen
ijin tertera di SICYCA (System Informasi Cyber Campus). Percayalah dosen ijin
hanyalah kuliah yang tertunda, karena setelahnya akan datang kuliah pengganti tak mengenal waktu
hehehe. Tidak puas sampai disitu, kita harus menjalankan budaya 0 menit, dan
akan ada konsekuansi yang harus diterima mahasiswa jika sampai melanggarnya.
Seperti terkunci di luar ruangan, tidak mendapat jatah presensi, dan yang
paling ekstrim adalah telent show. Namun kalian juga harus
percaya, semua itu dilakukan agar kalian bisa lebih disiplin. Bisa dibayangkan
bukan, jika tidak disiplin waktu kuliah saja kalian bisa tidak mendapat jatah
presensi, saat di dunia kerja bisa saja surat PHK yang akan melayang didepan
kalian, uppss.
- Lika Liku Dosen
Bukan hal yang
aneh jika setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda, ya begitulah. Seperti
halnya dosen yang juga seorang manusia biasa, beberapa dosen memiliki karakter
yang berbeda. Misalnya saja, dosen berkarismatik yang selalu memberi quotes tentang kehidupan untuk mahasiswa
yang kehilangan semangat kuliah, dosen killer
yang sarat akan ketegasan dan kedisiplinannya, adapula dosen fantastic yang super duper unik. Dan
sekali lagi kalian harus memihakku, karena ada udang dibalik batu, setiap dosen memiliki cara mereka
sendiri untuk membuat setiap mahasiswa lulus dengan nilai terbaik, dan bisa
meraih kesuksesan kedepannya.
Mungkin perjuanganku belum
selesai dan masih banyak jalanan terjal yang harus dilalui, namun aku percaya
akan satu hal. Selama kita mau berusaha apapun rintangan yang ada didepan mata,
pasti bisa kita lalui. Ditambah lagi Stikom
Surabaya menurutku adalah sebuah Institut
yang berkualitas, dan akan menjadi kampus yang unggul dan terkenal, apapun kebutuhan mahasiswa telah dipenuhi
dengan cukup baik. Jadi, menjadi mahasiswa yang mampu bersaing di dunia
pendidikan maupun dunia kerja bukan lagi menjadi hal yang mustahil, karena yang
paling penting adalah tetap semangat.