Kamis, 24 Maret 2016

Review Film Disconnect



“Menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh”, ya mungkin itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan salah satu film arahan Henry Alex Rubin yang berjudul Disconnect. Pasalnya pada film tersebut sebuah kemajuan teknologi di bidang ilmu komunikasi lah yang menjadi titik utama dari sebuah cerita, mungkin perkembangan teknologi saat ini akan mempermudah seseorang dalam berkomunikasi namun ada sisi gelap dari teknologi itu sendiri, contohnya saja Cyber Crime seperti human trafficking yang mulai memanfaatkan sisi gelap dari kemajuan teknologi, pencurian identitas maupun cyber bullying. Dampak negatif bukan hanya tentang cyber crime semata namun hal tersebut juga akan merenggangkan hubungan antar sosial seseorang di dunia nyata, salah satu contohnya adalah yang terjadi pada film ini.
Kasus pertama adalah pasangan suami istri yang hubungannya mulai merenggang setelah anak mereka meninggal, Derek yang mulai acuh terhadap istrinya cindy lantaran istrinya tak lagi bisa memiliki buah hati setelah satu satunya anak mereka meninggal. Cindy yang merasa pikirannya kacau mulai nyaman dengan hanya bercerita melalui grup chat di dunia khayalan yang membuat mereka mengalami pencurian identitas sehingga mereka mulai kehilangan banyak uang.
Kasus kedua adalah mengenai seorang  remaja laki laki yang bernama Ben, kehidupan keluarganya yang tak akur membuatnya tumbuh menjadi remaja yang cenderung pendiam dan kurang pergaulan. Hal tersebutlah yang membuat dua remaja mulai melakukan tindakan konyol dengan membuat akun palsu seorang perempuan sehingga membuat Ben mau mengirimkan foto telanjangnya yang akhirnya tersebar dikalangan siswa, karena merasa malu dan semakin frustasi Ben akhirnya memutuskan untuk melakukan bunuh ddiri yang membuatnya menjadi koma.
Yang terakhir adalah seorang remaja yang bernama kyle, kedua orang tuanya yang tak pernah dia ketahui membuatnya terjebak kedalam lubang hitam yakni prostitusi online, hal tersebut bukan dia lakukan atas kemauannya tentu saja, berawal dari tak memilki tempat tinggal sampai akhirnya ada yang menawarkan pekerjaan dan sebuah rumah yang bis adia tinggali, dan tentunya keluarga baru yang membuatnya merasa lebih baik. Tidak berhenti disitu kehidupannya membuat seoarang wartawan tertarik hingga akhirnay wartawan tersebut menjadikan kyle seorang narasumber mengenai prostitusi dikalangan remaja, sungguh tak disangka berawal dari situ masalah mulai muncul karena FBI mulai ikut campur yang membuat kyle harus berpindah dari rumahnya lantaran takut ditangkap. Masalah demi masalah mulai dia lalui yang membuatnya tak lagi mempercayai wartawan yang telah membuatnya kecewa sampai akhirnya dia kembali kedunia kelam tersebut setelah sebelumnya dia memiliki niat untuk keluar dari lubang hitam prostitusi remaja.
Perkembangan teknologi pada dasarnya mampu menjadi ladang keuntungan bagi mereka yang memanfaatkan dengan positif, untuk itulah seyogyanya kita harus mampu  banyak belajar dari nilai nilai sosial yang ada disekitar kita bukan dari dunia maya.


Sabtu, 30 Januari 2016

Persahabatan dengan warna yang berbeda II

Part II

Aliran air yang mulai mengalir
Membasahi butiran pasir di muka bumi
Jangan anggap hidupmu  bagaikan air yang mengalir
Karna jika begitu hidup mu akan terasa sangat membosankan
selalu mengikuti kemana air membawa kita

Hari sudah mulai gelap dan siratan warna jingga dilangit sudah mulai hilang saat aku menutup kegiatan ku yang sangat mebuatku tenang, aku mulai berjalan menyusuri kampusku yang sudah mulai sepi tapi langkah ku terhenti saat aku melihat seorang perempuan masih asyik dengan bukunya dipojok taman yang menurutku itu tempat yang gelap untuk membaca sebuah novel 18+, tawaku dalam hati.

Aku menghiraukan perempuan itu dan kembali melangkah pergi ke tempat yang kusebut dengan rumah, dan seperti biasa tempat ini sangat sepi bagaikan hutan belantara yang tak berpenghuni tapi tempat ini lebih sepi daripada hutan belantara, aku berjalan kekamar menghempasakan tulang belulang yang sangat rapuh karena kegiatan ku yang membosankan hari ini, dan sebelum masuk kamar tadi aku mengambil roti selai stroberi kesukaan ku bukannya aku bermaksud diet tapi hanya saja terasa membosankan makan malam di meja yang sangat besar yang seharusnya bisa diduduki satu kampung, namun saat ini hanya aku yang makan sendirian disana bagaikan ratu yang sedang kesepian dan kesengsaraan sedang menghampirinya, hei aku tak mau jadi ratu itu “hahahahahaha”, tawaku mulai menggelegar di ruang kamarku yang tadinya sunyi dan sepi.

Aku kembali membuka laptop yang sekarang ini menjadi teman sejati ku, membaca berita berita di social media yang menurutku sangat membosankan dan aku membaca karya seorang penulis blog yang menurut ku sangat indah

Bibirmu bagaikan lekukan batas pantai yang meliuk
tawamu bagai alunan melodi yang indah
matama bagai sebuah mantra yang dapat membuatku lupa segalanya
itulah dirimu CINTA


Memang sedikit lucu sih tulisan perempuan itu tapi seperti itukah cinta menurutnya, mungkin dia tak pernah merasakan yang namanya putus cinta, ya perempuan itu penulis blog yang beranama Elanie dia tak pernah merasakan yang namanya dikhianati seorang lelaki.
Setelah aku membaca beberapa tulisannya yang lucu kabut yang ada dimataku mulai turun dari ujung bukit yang membuatku sangat mengantuk dan akhirnya aku pergi ke alam lain yang banyak orang menyebtnya sebagai bunga tidur atau bisa juga dibilang mimpi.

Persahabatan dengan warna yang berbeda

Persahabatan dengan warna yang berbeda

                Pesahabatan terkadang membawa kita kepada sesuatu yamg lebih indah, namun terkadang pula pesahabatan sungguh sangat menyakitkan. Namun bagaimana jika persahabatan dengan warna yang berbedalah yang kita alami, meskipun mustahil dan tak bisa dipahami tapi itulah ceritaku.

Nama ku Alena, aku berasal dari keluarga yang cukup kaya raya semua kebutuhan ku terpenuhi dengan mudahnya sampai terkadang aku merasa bosan dengan hidupku sendiri. Aku memiliki dua sahabat yang selalu bersamaku aku juga mahasiswi yang cukup berprestasi di kampusku, aku hobi menulis buku yang terkadang menjadi salah satu kegiatan ku diwaktu senggang.

                Hari ini  hari yang cukup menegangkan karena nilai ujian ku yang biasanya terlihat sangat bagus akan keluar,tapi ternyata hari ini bukan hari keberuntungan ku karena nilai ku cukup jelek untuk bisa dilihat “shitt”, umpat ku dalam hati. Aku mendapat hukuman karena nilai ku yang turun drastis, uang saku yang biasa kudapatkan sudah berkurang dari biasanya dan sialnya lagi sejak hukuman ku berjalan teman teman ku yang biasanya selalu menjadi ekor ku kini mulai menjauh, seperti ekor yang mulai lepas dari pemiliknya, “Aku sedang sibuk mengerjakan tugas Alena”, kata salah satu teman ku saat aku mengajak meraka pergi ke cafĂ©.
Hari ini adalah hari yang cukup menyebalkan bagi ku, akhirnya aku memutuskan untuk kembali kerumah dan mulai bersemedi di kamarku disela sela kesepianku aku mngambil buku kecil berwarna biru yang selalu menjadi sahabat sejatiku.

Tahukah kau, bintang hanya akan bersinar saat malam
Seperti sahabat ku yang ada untukku saat aku berada diatas
Tahukah kau tidak akan ada bunga yang selalu mekar
Seperti hidup ku yang tak selalu bisa indah meskipun kemewahan selalu menyelimutiku

Ya,,, itulah sedikit kata yang bisa kutulis di buku kecil biru ku, kata kata yang  saat ini terngiang dikepalaku.  Tapi nyatanya tanpa teman temanku aku masih bisa hidup, “ya,,, aku masih hidup sekarang”, teriakku dari dalam kamar ku yang langsung menggema keseluruh ruangan.

Hari demi hari yang membosankan mulai kulalui tanpa ada sahabat dan uang saku yang berkurang aku heran kenapa hidup ini sangat membosankan, perlahan aku berjalan terduduk di taman tempat ku biasa duduk menyendiri saat ada masalah, aku mulai menggerakkan jari lentikku diatas sebuah keyboard dari sebuah layar laptopku bait demi bait kata mulai bermunculan seiring dengan gerakan jari lentikku, ya sudah kubilang inilah hobyku saat aku sedang bosan dengan hidup ini yang terkadang membuatku merasa inilah hal yang paling membuatku merasa nyaman dengan kehidupanku sendiri.